Meniti Jalan Kelulusan: Proses Yudisium hingga Wisuda di IPB

Meniti Jalan Kelulusan: Proses Yudisium hingga Wisuda di IPB

Meniti Jalan Kelulusan: Proses Yudisium hingga Wisuda di IPB

Rangkaian kelulusan mahasiswa IPB dimulai dari yudisium atau pengumuman kelulusan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah menyelesaikan semua persyaratan akademis dan administratif yang diperlukan untuk mendapat gelar sarjana. Berdasarkan catatan sejarah yang disampaikan oleh  Prof. Dr. Ir. Soemartono Sosropmarsono (2015) menyatakan bahwa kegiatan yudisium insinyur pertanian IPB pada 1956 diberikan oleh Sekretaris Dekan. Prosesi acara yudisium dilakukan secara bersamaan terhadap dua atau tiga orang di Ruang Dekanat. Tidak ada aturan khusus dalam hal berbusana. Para mahasiswa maupun mahasiswi hanya diberikan arahan untuk mengenakan kemeja putih saat menjalani yudisium.

Gambar 1. Para mahasiswa/i dalam acara Pelantikan Sarjana Fakultas Pertanian Tahun 1974. Tampak dalam foto tersebut Supiandi Sabiham (keenam dari kanan), Rikson Situmorang (ketiga dari kanan), dan Bonar Sinaga (kedua dari kanan) mengenakan medali dan memperoleh ijazah sebagai tanda kelulusan (Sumber : Arsip IPB).

Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dapat mengikuti tahapan berikutnya yakni acara pelantikan sarjana. Setiap perguruan tinggi berkewajiban untuk menyelenggarakan pelantikan sarjana. Acara pelantikan sarjana menjadi penting sebagai formalisasi terhadap perubahan status yang diperoleh mahasiswa setelah kelulusan. Dengan adanya acara ini, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus secara resmi menyandang gelar sarjana. Pada acara pelantikan sarjana juga diserahkan ijazah kelulusan kepada setiap wisudawan/wisudawati. Ijazah ini merupakan bukti konkret bahwa mahasiswa telah menyelesaikan studinya. 

Pada awalnya acara pelantikan sarjana IPB bertempat di ruang dekanat. Namun seiring berjalannya waktu terjadi peningkatan jumlah mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Hal ini juga berdampak terhadap jumlah mahasiswa yang lulus. Pelantikan sarjana tidak lagi berlokasi di ruang dekanat sebab kapasitas ruangan yang tidak memadai untuk menampung belasan sampai tiga puluhan sarjana. Oleh karena itu terjadi perubahan skema acara pelantikan sarjana di IPB. Penyelenggaraan pelantikan sarjana di IPB kemudian dilakukan beberapa kali dalam satu tahun kalender akademik.

Gambar 2. Kegiatan pelantikan sarjana Fakultas Pertanian IPB yang diselenggarakan pada tanggal 28 Desember 1974. (Sumber : Arsip IPB).

Acara pelantikan sarjana IPB dilakukan oleh masing-masing fakultas. Terkhusus Fakultas Pertanian, penyelenggaraan acara pelantikan sarjana diserahkan kepada Panitia Pelaksana Pelantikan Sarjana. Panitia ini dibentuk oleh Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian yang bertanggung jawab secara langsung kepada dekan. Pelantikan sarjana Fakultas Pertanian diselenggarakan di ruang kuliah Gedung Serba Guna Sosial Ekonomi (sekarang Perencanaan Wilayah) dan ruang kuliah mineralogi (sekarang Pusat Studi). Acara pelantikan sarjana di Fakultas Pertanian dihadiri oleh beberapa pihak penting, seperti pimpinan fakultas, pimpinan departemen/jurusan, dan dosen. Selain itu, orang tua para sarjana juga turut hadir dalam acara ini. Kehadiran orang tua tentu merupakan bagian penting dari acara ini karena mereka turut merayakan kebahagiaan atas pencapaian sang buah hati. 

Gambar 3. Suasana penceburan ke kolam kepada salah satu mahasiswa Faperikan angkatan YOS (1969) bernama Adrian Kusuma setelah dinyatakan lulus pada tahun 1969. (Sumber : koleksi pribadi Ibu Sri Lestari)

Acara pelantikan sarjana pertanian dimulai dengan pembacaan nama-nama sarjana yang dilantik. Pada kesempatan itu masing-masing sarjana maju ke depan untuk menandatangani surat kelulusan dan menerima ijazah sarjana. Setelahnya dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari ketua senat mahasiswa, wakil sarjana baru, dan dekan fakultas. Ketua senat mahasiswa memberikan sambutan dari sudut pandang mahasiswa yang berisi refleksi tentang perjalanan studi dan harapan untuk masa depan. Wakil sarjana baru menyampaikan ucapan terima kasih dan refleksi tentang pencapaian yang diraih selama masa studi. Sementara itu dekan fakultas menyampaikan sambutan resmi dari pihak fakultas, memberikan ucapan selamat serta nasihat dan harapan untuk masa depan para lulusan. Acara ditutup dengan ucapan selamat dari pimpinan fakultas, dosen, dan para hadirin kepada sarjana baru.

Setelah melangsungkan pelantikan, para lulusan baru di IPB merayakan kelulusan dengan berbagai tradisi unik. Salah satunya adalah penyiraman oleh teman-teman serta diceburkan ke kolam sebagai bagian dari selebrasi. Tradisi ini dilakukan di kolam kampus Fakultas Perikanan (Faperikan) Baranangsiang. Momen penuh kegembiraan ini dialami oleh Adrian Kusuma, mahasiswa Fakultas Perikanan (Faperikan) angkatan YOS (1964), yang turut merasakan tradisi penceburan ke kolam setelah kelulusannya.

Kemudian IPB menyelenggarakan Hari Sarjana sebagai tanda untuk merayakan kelulusan sarjana. Perayaan ini biasanya diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Dies Natalis IPB, selama jumlah lulusan dapat dikelola dan tempat penyelenggaraan memadai. Pada Hari Sarjana, IPB sering mengundang tokoh-tokoh nasional seperti Presiden Republik Indonesia atau menteri terkait untuk turut hadir dan memberikan sambutan. Kehadiran tokoh-tokoh penting ini memberikan makna khusus bagi para lulusan dan menambah kebanggaan dalam upacara tersebut.

Gambar 4. Prosesi penyematan pin oleh Hartini Soekarno kepada lulusan baru Fakultas Perikanan (Faperikan) IPB. Dalam acara tersebut tampak salah seorang mahasiswi Faperikan bernama Sri Lestari yangmengenakan rok kotak-kotak. (Sumber : Koleksi pribadi Ibu Sri Lestari).

Hari Sarjana pertama kali diselenggarakan IPB pada bulan September 1964 bertempat di Aula Ekalokasari. Pada perayaan ini, Ibu Hartini Soekarno, istri Presiden Soekarno sekaligus Wakil Dewan Pembina IPB, hadir untuk memberikan sambutan serta menyematkan pin kelulusan kepada para sarjana baru. Kemudian satu tahun berikutnya IPB menyelenggarakan Hari Sarjana kedua. Acara ini diadakan pada awal September 1965 di Aula Ekalokasari. Pada edisi kedua Hari Sarjana, IPB turut mengundang Presiden Soekarno. Namun beliau berhalangan hadir. Sebagai gantinya, Presiden Soekarno mengundang para lulusan baru untuk menghadiri acara silaturrahmi di Istana Bogor.

Acara di Istana Bogor berlangsung hangat dan meriah. Para lulusan tidak hanya disambut oleh Presiden, tetapi juga dihibur oleh artis terkemuka pada masa itu. Selain itu, hadirin diajak untuk menari lenso, sebuah tarian tradisional yang populer di kalangan masyarakat pada masa tersebut. Tidak lama setelah perayaan Hari Sarjana kedua, pada tanggal 30 September 1965, terjadi peristiwa nasional G-30S/PKI. Situasi sosial, ekonomi, dan politik yang tidak menentu setelah peristiwa ini mengakibatkan perayaan Hari Sarjana IPB tidak dilanjutkan selama beberapa tahun ke depan. 

Hari Sarjana baru dapat diselenggarakan kembali pada tahun 1970. Jumlah lulusan dalam satu tahun semakin banyak namun belum ada ruang pertemuan yang dapat menampung kegiatan. Oleh karena itu acara diselenggarakan di halaman Aula Gunung Gede (sekarang Sekolah Bisnis IPB). Pada Hari Sarjana 1970, sarjana baru untuk pertama kalinya mengenakan toga IPB. Acara tersebut dihadiri oleh Mashuri Saleh yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1968–1973).

Gambar 5. Rangkaian kegiatan dari Pekan Dasawarsa IPB. Dalam foto ini tampak Presiden RI Soeharto yang menghadap ke samping kiri, Toyib Hadiwidjaya selaku Menteri Pertanian Kabinet Pembangunan II RI (menggunakan kacamata) berada di sebelah kanan Pak Soeharto, dan Pallawaruka berada di sebelah kanan Toyib Hadiwidjaya. (Sumber : Arsip IPB).

Pada edisi ke-10, Hari Sarjana diadakan untuk merayakan dasawarsa IPB. Acara ini diselenggarakan di halaman kampus IPB Baranangsiang. Dalam kesempatan tersebut turut mengundang Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Selain itu, hadir pula Toyib Hadiwidjaya selaku Menteri Pertanian Kabinet Pembangunan II Republik Indonesia (RI). Hari Sarjana dimeriahkan pula dengan mengadakan pameran di halaman belakang kampus IPB Darmaga. Pameran ini menampilkan berbagai hasil penelitian dari beberapa departemen di IPB serta memamerkan beberapa karya dari perusahaan swasta yang turut berpartisipasi sebagai mitra IPB. 

Setelah itu, Hari Sarjana tidak lagi diselenggarakan. Jumlah lulusan semakin bertambah dan penyelenggaraan pelantikan sarjana berganti sebutan menjadi wisuda. Walaupun penyelenggaraan Hari Sarjana ditiadakan namun wisuda pada perayaan Dies Natalis IPB tetap diselenggarakan. Wisuda IPB pertama kali diadakan di Gelanggang Olahraga (GOR) pada 1976. Dua tahun berselang, wisuda sarjana IPB sempat diselenggarakan di aula kantor pusat pada 1978. Namun karena menimbulkan kemacetan lalu lintas wisuda IPB kembali dilaksanakan di kampus IPB Darmaga. 

Seiring berjalannya waktu, jumlah lulusan yang terus meningkat membuat IPB memutuskan untuk membangun Graha Widya Wisuda (GWW). Pada 1990, pembangunan GWW selesai dan mulai digunakan sebagai tempat pelaksanaan wisuda. Sejak saat itu, wisuda IPB diselenggarakan secara rutin beberapa kali dalam setahun di GWW. Hal ini perlu dilakukan untuk mengakomodasi jumlah lulusan IPB yang terus bertambah setiap periodenya. Pelaksanaan wisuda melibatkan lulusan dari semua strata pendidikan, namun terkadang wisuda program vokasi dilaksanakan secara terpisah. Setiap wisudawan/wisudawati juga menerima buku wisuda sebagai cinderamata dari acara tersebut.

Daftar Pustaka: 

Manuwoto S. tanpa tahun. Kelulusan Sarjana: Yudisium, Pelantikan, Hari Sarjana, Wisuda Masa Pra IPB dan IPB, Suatu Catatan Sejarah. Bogor: tanpa penerbit.