Lahirnya Program Sarjana Empat Tahun di Indonesia
Lahirnya Program Sarjana Empat Tahun di Indonesia
Pendidikan merupakan elemen penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian manusia. Berbicara mengenai pendidikan, maka berbicara pula perihal sejarah yang hadir di dalamnya. Sejarah pendidikan di Indonesia telah dimulai sejak masa Hindu-Buddha pada abad ke-5 masehi saat Indonesia masih bernama Nusantara. Kemudian sejarah pendidikan di Indonesia semakin berkembang melewati berbagai masa dan terdiri atas berbagai jenjang. Mulai dari sejarah pendidikan sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia semakin marak pada periode 1945–1950. Selama periode tersebut kesempatan untuk meneruskan studi pendidikan tinggi terbuka lebar bagi warga negara tanpa syarat. Kemudian sejarah pendidikan tinggi semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satu bentuk perkembangan sejarah pendidikan tinggi ialah lahirnya program sarjana empat tahun di Indonesia.
Kelahiran program sarjana empat tahun tidaklah terlepas dari peranan Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal ini berawal dari penyelenggaraan Pembangunan Lima Tahun Pertama (PELITA) pada 1969 yang berfokus terhadap pembangunan pertanian. Pemerintah merasa bahwa keperluan terhadap tenaga-tenaga ahli pertanian merupakan hal yang penting. Bahkan pemikiran untuk menyelenggarakan pendidikan Baccalaureat kembali menyeruak. Pemerintah kemudian menugaskan IPB untuk melaksanakan Pilot Project pelaksanaan Program Terminal pada akhir tahun ajaran 1970. Program Terminal merupakan pembaharuan kurikulum insinyur 6 tahun menjadi program sarjana 4 tahun dan pendidikan sarjana lanjutan.
Pada 1971, pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Tinggi menyelenggarakan Annual Meeting tentang Rencana Perombakan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Rapat tahunan tersebut dihadiri oleh Fakultas Agrokompleks Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, Universitas Andalas, dan lainnya. Selain itu hadir pula instansi pengguna lulusan pendidikan tinggi pertanian, seperti Departemen Pertanian, Departemen Transmigrasi Koperasi, Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN), serta mitra Agribussiness Development Center (ADC), dan Midwestern Universities Consortium for International Activities (MUCIA-AID).
Kontribusi IPB dalam tahap perombakan kurikulum dapat terlihat dengan diselenggarakannya tiga lokakarya. Kegiatan lokakarya pertama diselenggarakan di tingkat IPB. Lalu lokakarya kedua diselenggarakan di tingkat fakultas maupun departemen. Kemudian ppada Oktober 1971 diadakan lokakarya ketiga dengan pembahasan mengenai Rencana Kurikulum Pendidikan Insinyur Program 4 tahun. Peserta lokakarya adalah seluruh civitas akademika IPB. Lokakarya menyepakati lima fakultas dengan enam belas bidang studi siap menyelenggarakan Pilot Proyek Pelaksanaan Program Terminal. Dalam tahap ini pemikiran konsep, peran, dan kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion tampak begitu dominan.
Selain tahap perombakan juga diperlukan perbaikan. Perbaikan dilakukan pada lima hal, yakni sistem administrasi akademik dan kemahasiswaan, sistem administrasi umum, pengembangan sarana pendidikan, pengembangan tenaga pengajar baik kuantitas maupun kualitas, dan sistem penerimaan mahasiswa baru. IPB segera membentuk panitia dan lembaga baru yaitu panitia penerimaan mahasiswa baru, biro pendidikan persiapan, dan biro pendidikan keahlian. Panitia ini dibentuk setiap tahun dengan Surat Keputusan Rektor dan bertugas untuk mahasiswa baru. Biro pendidikan persiapan bertugas untuk membantu Direktur Pendidikan Pra Sarjana IPB dalam pelaksanaan kegiatan kurikuler mata ajaran persiapan. Sementara itu biro pendidikan keahlian bertugas untuk membantu Direktur Pendidikan Pra Sarjana IPB dalam pelaksanaan kegiatan kurikuler mata ajaran. Perubahan atau penyesuaian kelembagaan di juga terjadi di tingkat fakultas. Perubahan mandat pembantu dekan yaitu pembantu dekan I membidangi pendidikan sarjana, penelitian, dan alumni. Pembantu dekan II membidangi kepegawaian, administrasi, dan keuangan, pembantu dekan III membidangi pendidikan pra sarjana, kemahasiswaan, dan perpustakaan.
Untuk melaksanakan dan mengelola operasional proyek perintis pendidikan sarjana 4 tahun dibentuklah panitia pendidikan yang terdiri dari tim inti, tim mata kuliah, serta tim bimbingan dan konseling. (1) Tim inti beranggotakan pimpinan IPB dan dekan fakultas. Tim ini bertugas untuk mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kurikulum yang diperbaharui. (2) Tim mata kuliah beranggotakan dosen dari departemen IPB. Tim ini bertugas untuk melakukan penyempurnaan silabus, persiapan pengadaan fasilitas pendidikan, menyiapkan para dosen pengampu dan asisten untuk perkuliahan dan praktikum serta penyusunan diktat perkuliahan dan buku pedoman praktikum. (3) Tim bimbingan dan konseling beranggotakan dosen yang ditunjuk dan ditugaskan oleh masing-masing dekan fakultas untuk kemudian ditetapkan oleh Surat Keputusan Rektor. Tim ini bertugas untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa dalam penyesuaian diri terhadap kehidupan kampus.
Melalui berbagai persiapan yang telah dilakukan, program sarjana 4 tahun mulai dilaksanakan pada 1972. Program ini dilaksanakan dengan beberapa ketentuan di antaranya ialah lama studi 4 tahun yang terdiri dari 2 semester setiap tahunnya, kuliah dan praktikum dilaksanakan dalam 16 minggu per semester tidak termasuk masa pendaftaran, masa ujian dan masa liburan, serta pada 3 semester pertama diberikan mata pelajaran ilmu-ilmu dasar yang sama untuk setiap fakultas kecuali Fakultas Kedokteran Hewan. Pada semester 4 mahasiswa dapat memilih bidang keahlian yaitu teknologi, tatalaksana dan ilmu-Ilmu. Lalu pada semester 4 dan 5 diberikan mata pelajaran pengantar jurusan. Pada umumnya bidang keahlian Teknologi dan Tatalaksana merupakan program terminal. Untuk jurusan dengan bidang keahlian ilmu-ilmu diperlukan persyaratan akademik yang lebih tinggi dan merupakan program yang terbuka untuk melanjutkan studi ke pendidikan pascasarjana.
Beban studi program sarjana 4 tahun selama 8 semester minimum 144 kredit berdasarkan perkiraan bahwa setiap semester dibebankan minimum 6 mata pelajaran dengan masing-masing berbobot 3 kredit termasuk praktikum. Persyaratan pelaksanaan praktik lapang sesuai jurusan studi/bidang keahlian dan penulisan karya ilmiah dengan bentuk skripsi atau pemecahan solusi atas suatu permasalahan. Kegiatan praktik lapang dan penulisan karya ilmiah diberi penghargaan kredit dan ujian tersendiri. Untuk mahasiswa yang memiliki jurusan studi ilmu-ilmu dilengkapi pengetahuan antar disiplin dengan bobot sejumlah kredit, mata pelajaran antar disiplin ini disebut juga sebagai elektif. Evaluasi pada tahun 1974 menunjukkan bahwa 6 Fakultas di IPB menyelenggarakan 16 bidang keahlian.
Pelaksanaan program pendidikan sarjana 4 tahun telah membawa lulusan perguruan tinggi dengan gelar kesarjanaan penuh. Hal ini membuat masyarakat memberikan nilai sosial yang tinggi. Oleh karena itu, IPB mengantisipasi program terminal, program pendidikan sarjana atau pendidikan insinyur 4 Tahun sebagai penghambat bagi mahasiswa untuk memperoleh kesempatan di dunia kerja. Antisipasi tersebut dilakukan dengan mengadakan sosialiasi dan berkirim surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta kepada instansi-instansi terkait tempat lulusan IPB bekerja. IPB memperjuangkan bahwa tidak ada perbedaan penggunaan gelar antara lulusan insinyur (Ir) program 6 tahun dengan lulusan Ir program 4 tahun, namun dapat dibedakan dari transkrip dan ijazah.
Daftar Pustaka:
Muhammad Rijal Fadli & Dyah Kumalasari, Sistem Pendidikan Pada Masa Orde Lama (Periode 1945–1966), dalam Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, Vol. 9, No. 2, hlm. 163, 2019.
Suhadi Hardjo, Perkembangan Kurikulum Empat Tahun Institut Pertanian Bogor 1972–1974, Bogor: Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor, 1974.
Syafrida Manuwoto dan Soekarja Somadikarta, Sejarah Perjalanan Institut Pertanian Bogor Sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian 1963–2017 : Buku 1 Pertumbuhan dan Perkembangan IPB, Bogor: IPB Press, 2017.