Jejak Kepemimpinan Prof. Sitanala Arsyad di IPB (1987–1996)

Jejak Kepemimpinan Prof. Sitanala Arsyad di IPB (1987–1996)

Jejak Kepemimpinan Prof. Sitanala Arsyad di IPB (1987–1996)

Gambar 1. Sitanala Arsyad, Rektor ke-6 IPB University periode 1987–1996. (Sumber: Arsip IPB).

Prof. Dr. H. Sitanala Arsyad merupakan seorang akademisi berpengaruh di Indonesia. Ia memimpin Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai rektor selama dua periode (1987–1996). Beliau lahir di Gunung Sugih, Lampung Tengah pada 21 Maret 1934. Prof. Sitanala Arsyad menempuh pendidikan awal di Sekolah Rakyat di Kotabumi, Lampung. Kemudian ia melanjutkan sekolah di Sekolah Taman Dewasa di Teluk Betung. Setelah itu, beliau meneruskan pendidikannya di Sekolah Taman Madya di Malang.

Saat beranjak dewasa, Prof. Sitanala Arsyad memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia (UI) di Bogor. Ia memulai studinya dengan penuh semangat, tekun, dan berdedikasi tinggi. Di tengah perjalanannya menempuh pendidikan, Sitanala Arsyad mulai bekerja sebagai asisten tingkat II pada 1959. Meskipun memiliki kesibukan sebagai asisten, ia tetap fokus menyelesaikan pendidikannya. Pada tahun 1961, ia berhasil meraih gelar Insinyur Pertanian. Setelah menyelesaikan studi, Sitanala Arsyad kembali melanjutkan perjalanan kariernya. Tidak lama kemudian, ia diangkat menjadi Asisten Ahli di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UI di Bogor.

Gambar 2. Petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123/M Tahun 1987 tentang Pengangkatan Prof. Dr. Ir. Sitanala Arsyad sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor. (Sumber: Arsip IPB).

Pada 1963, UI di Bogor memisahkan diri dan secara resmi menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun yang sama, Sitanala Arsyad berhasil menyelesaikan tugas belajarnya di Universitas Georgia, Athens, Georgia, Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Science (M.Sc). Sitanala Arsyad merupakan sosok pembelajar yang gigih sehingga ia bertekad melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dua tahun kemudian, putra asli Lampung ini berhasil meraih gelar PhD di universitas yang sama dengan fokus pada bidang konservasi tanah. Gelar tersebut diraihnya setelah sukses mempertahankan disertasi berjudul “Effect of Green Manure Crops on Some Chemical and Physical Properties of a Cecil Soil”. 

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sitanala Arsyad kembali melanjutkan karier akademiknya. Pada 1967/1968, ia dipercaya menjabat sebagai Pembantu Dekan III di Fakultas Pertanian. Lima tahun kemudian, ia mengabdikan diri di tanah kelahirannya dengan menjadi Rektor Universitas Lampung (UNILA). Jabatan tersebut diembannya selama dua periode, yaitu dari 1973–1977 dan 1977–1981. Selama masa kepemimpinannya di UNILA, ia merintis dan meletakkan dasar pembangunan Kampus UNILA di Gedungmeneng, Lampung. Selain itu, ia juga dipercaya oleh Gubernur Lampung untuk menjabat sebagai Ketua Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Lampung pada 1976–1977. 

Gambar 3. Kedatangan perwakilan OECF ke IPB pada 1993. Dari sisi kiri ke kanan: Sitanala Arsyad (Rektor IPB), Naik Sinukaban, Anwar Noor, Emir A. Siregar & para perwakilan OECF sedang berdiskusi terkait pengembangan Kampus IPB Darmaga. (Sumber: Arsip IPB).

Usai masa jabatannya sebagai Rektor UNILA berakhir, Sitanala Arsyad kembali ke almamaternya di IPB. Pada 1984, ia mengambil peran sebagai Pembantu Rektor I IPB. Kariernya semakin berkembang ketika di tahun yang sama  ia dipercaya menjabat sebagai Rektor IPB.  Jabatan tersebut dipegangnya selama dua periode sejak 1987 hingga 1996. Pengangkatannya sebagai Rektor IPB didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor: 123/M Tahun 1987 tertanggal 25 Juni 1987. Sebagai Rektor, Sitanala Arsyad memainkan peran penting dalam memajukan IPB. Di bawah kepemimpinannya, ia merealisasikan Rencana Induk Pengembangan IPB yang telah dirintis sejak periode kepemimpinan Achmad Muhamad Satari (1970–1978) dan Andi Hakim Nasoetion (1978–1987). Proyek ini didukung oleh dana dari Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) I yang membantu mempercepat pengembangan infrastruktur dan fasilitas di IPB, terutama Kampus IPB Darmaga. 

Gambar 4. Plakat penghargaan yang diberikan kepada Prof. Sitanala Arsyad sebagai tanda kenang-kenangan atas kontribusinya dalam penulisan buku perdana yang diterbitkan oleh Penerbit IPB pada tahun 1989. (Sumber: Arsip IPB).

Di bawah kepemimpinan Sitanala Arsyad, IPB mencatat berbagai pencapaian dalam kerja sama internasional. Ia berhasil memperoleh Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Jerman. Salah satu kerja sama penting antara IPB dan Amerika Serikat adalah kemitraan dengan Konsorsium Penelitian Primata yang resmi disepakati melalui penandatanganan MoU pada September 1986. Tiga tahun berikutnya IPB melakukan kerja sama dengan Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) pada 1989. Kerja sama antara IPB dan Australia lebih difokuskan pada pengembangan di sektor peternakan. Selain itu, pada 1991, IPB menjalin kemitraan dengan Jerman yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Georg-August Universität Göttingen (GAUG).

Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai Rektor IPB, Prof. Sitanala Arsyad tetap aktif dalam dunia pendidikan dan penelitian. Pada tahun 1997, ia dipercaya menjadi Direktur The South East Asia Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop), sebuah lembaga yang berfokus pada penelitian, pelatihan, pertukaran sumber daya manusia, serta penyebaran informasi di bidang biologi tropis. Posisi ini dipegangnya hingga tahun 2002. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Senat Akademik IPB-BHMN (Peralihan) pada periode 2001–2003 serta Ketua Dewan Guru Besar IPB pada 2003–2004. Masa pensiunnya resmi dimulai pada 1 April 2004, namun ia tetap mengabdikan diri sebagai Guru Besar Emeritus IPB—gelar yang telah diraihnya sejak 1975—hingga akhir hayatnya.

Gambar 5. Sampul buku “Konservasi Tanah & Air” karya Sitanala Arsyad yang terbit pertama kali pada 1989. (Sumber: Perpustakaan IPB)

Prof. Sitanala Arsyad dikenal sebagai ahli dalam bidang konservasi tanah. Ia telah menulis lebih dari 20 artikel tentang ilmu tanah yang diterbitkan di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Salah satu karyanya adalah buku Konservasi Tanah dan Air, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1989 dan kembali dicetak pada tahun 2000, 2006, serta 2016 oleh IPB Press. Selain itu, bersama koleganya, ia berkontribusi dalam satu bab buku Natural Systems for Development: What Planners Need to Know, yang diterbitkan oleh MacMillan (AS) pada tahun 1983. Pada tahun 1992, ia juga turut menulis buku Conservation Policies for Sustainable Hillslope Farming, yang diterbitkan di Ankeny, Iowa, oleh Soil and Water Conservation Society.

Prof. Sitanala Arsyad wafat pada Jumat, 22 September 2023 pukul 15.24 WIB. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 89 tahun di RS Siloam Bogor. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman Malabar No. 3, Bogor,  sebelum diberangkatkan ke Lampung untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di Dusun Negara Bumi Ilir, Lampung Tengah. Walaupun raganya telah tiada, warisan intelektual dan semangat pengabdiannya tetap memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan, khususnya di IPB University dan Universitas Lampung, tempat ia pernah mengabdikan diri. Prof. Sitanala Arsyad menjadi bukti nyata bahwa pemimpin yang berintegritas dan berdedikasi mampu membawa perubahan signifikan bagi ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Dengan kerja keras dan visi jangka panjang, namanya akan selalu dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah pendidikan tinggi di Indonesia.

Daftar Pustaka:
Anonim. “Prof Sitanala Arsyad, Rektor IPB University Periode 1987–1996 Berpulang” dalam https://www.ipb.ac.id/news/index/2023/09/prof-sitanala-arsyad-rektor-ipb-university-periode-1987-1996-berpulang/ diakses pada Jumat, 7 Maret 2025 pukul 11:35 WIB. 

Anonim. “Sitanala Arsyad Ahli Konservasi yang Dedikasikan Hidupnya sebagai Pendidik” dalam https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/sitanala-arsyad-ahli-konservasi-yang-dedikasikan-hidupnya-sebagai-pendidik diakses pada Selasa, 11 Maret 2025 pukul 09:11 WIB. 

Manuwoto S, dkk. 2017. Sejarah Perjalanan Institut Pertanian Bogor Sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian 1963—2017 : Buku I Pertumbuhan dan Perkembangan IPB. Bogor: IPB Press.

Manuwoto S, dkk. 2017. Sejarah Perjalanan Institut Pertanian Bogor Sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian 1963–2017 : Buku III Sejarah Kerjasama IPB-Luar Negeri. Bogor: IPB Press.