Asrama Putri IPB Baranangsiang: Jejak Cerita dan Kenangannya

Asrama Putri IPB Baranangsiang: Jejak Cerita dan Kenangannya

Asrama Putri IPB Baranangsiang: Jejak Cerita dan Kenangannya

Asrama merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Salah satu asrama bersejarah yang berada di lingkungan kampus IPB adalah Asrama Putri Baranangsiang. Sesuai dengan namanya, asrama ini berlokasi di kawasan Baranangsiang, Kota Bogor. Secara khusus, asrama ini terletak di dekat lapangan UVA yang pada masa itu sering dimanfaatkan oleh mahasiswa IPB untuk berbagai aktivitas olahraga, seperti sepak bola, voli, dan atletik lainnya. 

Pembangunan Asrama Putri IPB Baranangsiang dimulai pada awal tahun 1960-an sebagai bagian dari pengembangan fasilitas kampus dengan dukungan dana dari Universitas Indonesia (UI). Pada masa itu, asrama ini dikenal sebagai Asrama Putri Universitas Indonesia (AP-UI) karena digunakan sebagai tempat tinggal mahasiswi UI yang melanjutkan studi di Bogor. Sebelum difungsikan sebagai asrama, bangunan ini awalnya digunakan sebagai lokasi pelatihan pegawai peternakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Gambar 1. Potret sebagian penghuni Asrama Putri IPB Baranangsiang tahun 1960-1970an. (Sumber: koleksi pribadi Endang Setiowati)

Asrama Putri IPB Baranangsiang mampu menampung hingga 50 orang dengan total tiga belas kamar. Setiap kamar juga dilengkapi dengan empat meja belajar untuk mendukung kegiatan akademik para penghuni. Selain itu, tersedia satu set meja dan kursi tamu di setiap kamar sehingga penghuni dapat menerima tamu dengan nyaman. Dalam setiap kamar terdapat dua lemari besar dengan dua pintu lebar yang dirancang untuk menyimpan pakaian lipat dan gantungan. Salah satu sisi pintu lemari dilengkapi dengan cermin yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi. Fasilitas ini disediakan guna menunjang kenyamanan serta memenuhi kebutuhan sehari-hari para penghuni asrama.

Selain fasilitas yang tersedia di dalam kamar, asrama ini juga menyediakan sejumlah fasilitas umum untuk menunjang kenyamanan penghuninya, seperti ruang bersama dan dapur bersama. Ruang bersama sering dimanfaatkan oleh mahasiswi untuk belajar kelompok atau sekadar berkumpul. Dapur bersama juga disediakan dengan peralatan memasak yang lengkap sehingga penghuni dapat memasak sesuai kebutuhan. Di area luar asrama, terdapat halaman terbuka yang sering dimanfaatkan untuk aktivitas fisik, seperti olahraga atau sekadar bersantai. Semua fasilitas tersebut dirancang untuk menciptakan suasana komunitas yang harmonis sekaligus mendukung aktivitas akademik para penghuni. Asrama Putri IPB Baranangsiang juga didukung oleh staf yang cukup lengkap, terdiri dari bibi yang bertugas memasak, bibi yang bertugas mencuci pakaian dan membersihkan kamar penghuni, serta mamang yang bertanggung jawab atas keamanan. 

Gambar 2. Suasana di salah satu kamar Asrama Putri IPB Baranangsiang tahun 1960an. (Sumber: koleksi pribadi Endang Setiowati)

Walaupun telah disediakan berbagai fasilitas, namun para penghuni asrama masih merasa ada yang kurang, yaitu kehadiran ibu asrama yang diharapkan dapat membantu mengelola, menciptakan kenyamanan, dan menjaga ketertiban asrama. Beruntung, hadir Ibu Tin Kartika dari Fakultas Kedokteran Hewan yang tinggal di mess sebelah asrama. Sosoknya mampu menggantikan peranan ibu asrama bagi para penghuni Asrama Putri IPB Baranangsiang. Ibu Tin Kartika bahkan mengusulkan pembentukan kepengurusan asrama sebagai solusi alternatif dalam pengelolaan asrama. Setelah kepengurusan asrama terbentuk, Ibu Sri Setyati yang pada saat itu menjabat sebagai anggota senat mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (FP-UI) ditunjuk sebagai Ketua Pengurus AP-UI. 

Meskipun tanpa kehadiran ibu asrama, para penghuni tetap sering mengadakan kegiatan bersama. Pada saat hari raya keagamaan, mereka saling mengucapkan selamat dan merayakan bersama. Selain itu, para penghuni sering menyelenggarakan berbagai acara seperti pementasan, lomba, dansa, masak-memasak, dan makan bersama. Setiap tahun diselenggarakan masa orientasi dan perkenalan penghuni baru dengan tujuan mempererat rasa kekeluargaan di antara semua penghuni Asrama Putri IPB Baranangsiang. Penghuni baru diperkenalkan dengan peraturan asrama dan diberi kesempatan untuk saling mengenal melalui berbagai program yang unik dan menyenangkan. Masa orientasi ini ditutup dengan pesta penutupan yang meriah meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi seluruh peserta.

Gambar 3. Berfoto bersama pada acara penutupan masa orientasi dan perkenalan Asrama Putri IPB Baranangsiang. (Sumber: koleksi pribadi Endang Setiowati)

Asrama Putri IPB Baranangsiang kini sudah tidak ada lagi. Bangunannya telah dialihfungsikan menjadi bagian dari kompleks Botani Square Mall sejak tahun 2006. Namun kenangan yang tersimpan di dalamnya akan selalu hidup dan tetap abadi. Kenangan ini menjadi saksi bisu perjalanan hidup para mahasiswi yang pernah tinggal di sana. Setiap sudutnya menyimpan cerita tentang persahabatan, perjuangan, dan mimpi-mimpi yang dirajut bersama. Asrama Putri IPB Baranangsiang bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah kedua yang penuh makna. Warisan kenangan itu akan terus hidup dalam hati mereka yang pernah menjadi bagian darinya.

 

Daftar Pustaka:

Manuwoto S, dkk. 2020. Sejarah Kemahasiswaan IPB 1963–2018. Bogor: IPB Press.

Manuwoto S dan Somadikarta S. 2017. Sejarah Kelahiran Institut Pertanian Bogor: Lembaga Pendidikan Tinggi Ilmu-Ilmu Pertanian Tertua di Indonesia, Bogor: IPB Press.