Beasiswa Supersemar: Upaya Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Beasiswa Supersemar: Upaya Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Beasiswa Supersemar: Upaya Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Soeharto Bersama Para Pengurus Inti Yayasan Supersemar (Sumber: Buku “30 Tahun Pengabdian Yayasan Supersemar Dalam Kepedulian Pendidikan Anak Bangsa”, hlm. 38)

Pendidikan adalah salah satu fondasi utama dalam membangun bangsa yang berdaya saing dan berkeadilan. Namun keterbatasan ekonomi masih menjadi kendala bagi banyak mahasiswa Indonesia untuk mengakses pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai pihak memberi dukungan, termasuk Yayasan Supersemar yang didirikan oleh Presiden Soeharto pada 16 Mei 1974 melalui Akta Notaris Nomor 37 di Jakarta. Nama Supersemar diambil dari Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang menjadi simbol kelahiran orde baru. Yayasan ini dibentuk berdasarkan keyakinan bahwa persoalan pendidikan harus diselesaikan secara kolektif oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah sehingga setiap individu berhak mendapatkan akses pendidikan yang merata. 

Surat Keputusan Rektor IPB Nomor 062 Tahun 1974 tentang Penetapan Panitia Pertimbangan Beasiswa Yayasan Supersemar di IPB (Sumber: Arsip IPB)

Yayasan Supersemar mendukung pemerataan pendidikan di Indonesia melalui program beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa. Beasiswa ini didanai oleh para pengusaha yang menyisihkan sebagian keuntungannya untuk pendidikan. Untuk menyukseskan program ini, Presiden Soeharto selaku Ketua Yayasan mengundang 18 Rektor PTN pada 27 Juli 1974 di Bina Graha, Jakarta. Tiga bulan kemudian, pada 7 Oktober 1974, Soeharto kembali mengundang para rektor perguruan tinggi ke Bina Graha untuk membahas rencana beasiswa yang akan dikelola yayasan. IPB turut hadir dalam pertemuan tersebut. Dua hari setelahnya, pada 9 Oktober 1974, Rektor IPB melalui Surat Nomor 608/II-d/1974 menginformasikan rencana pelaksanaan beasiswa ini kepada Pimpinan IPB, Dewan Mahasiswa, dan Senat Mahasiswa. Selanjutnya, IPB membentuk Panitia Pertimbangan Beasiswa Supersemar melalui SK Rektor Nomor 062 Tahun 1974.

Panitia bertugas menetapkan kebijakan umum mengenai alokasi dan pertimbangan pemberian Beasiswa Supersemar. Sepanjang bulan Novermber 1974 Panitia Pertimbangan Beasiswa Yayasan Supersemar bersama Direktur Pendidikan Prasarjana melaksanakan pendaftaran dan pendataan calon penerima beasiswa Supersemar. Pada 30 November 1974 melalui Surat Rektor No 739/II-C/1974 (tertanggal 29 November) sebanyak 100 nama calon penerima beasiswa Supersemar diajukan ke Bina Graha. Calon penerima beasiswa harus memiliki sifat-sifat pancasilais, pandai, rajin, berbakat, yatim/piatu, dan berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu beasiswa ini diberikan pada golongan-golongan: 1) anak perintis kemerdekaan, 2) anak pahlawan nasional, 3) anak pahlawan revolusi, 4) anak pendidik (guru dan dosen), 5) anak pegawai negeri / ABRI, 6) dan golongan-golongan lain yang dapat diprioritaskan. 

Rekapitulasi Jumlah Penerima Beasiswa Supersemar di IPB Tahun 1975–1976 (Sumber: Arsip IPB)

Yayasan Supersemar mulai menyalurkan beasiswa pertamanya pada tahun 1975. Beasiswa ini ditujukan untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IPB menjadi salah satu perguruan tinggi yang menerima program ini. Pada tahun 1975–1976, tercatat 267 mahasiswa IPB sebagai penerima Beasiswa Supersemar. Jumlah penerima terus meningkat seiring bertambahnya mahasiswa dan dukungan dana dari yayasan. Saat itu, setiap mahasiswa mendapat bantuan pendidikan sebesar Rp12.500 per bulan.

Yayasan Supersemar secara konsisten menyalurkan beasiswa kepada mahasiswa IPB hingga awal 2000-an. Program ini mendapat respon positif karena persyaratannya tergolong sederhana. Mahasiswa hanya perlu mengisi formulir, melampirkan foto dan materai, serta memiliki Indeks Prestasi (IP) minimal 2,5. Semua persyaratan tersebut wajib diketahui dan diawasi oleh Direktorat Kemahasiswaan IPB. Bukan tanpa alasan, sebab Direktorat Kemahasiswaan memiliki wewenang dalam menyeleksi penerima beasiswa sesuai kriteria. Selain akademik, aspek kepribadian dan kedisiplinan mahasiswa juga menjadi pertimbangan untuk menyeleksi para calon penerima beasiswa. 

Pada  tahun akademik 2002/2003, sebanyak 593 orang mahasiswa IPB menerima Beasiswa Yayasan Supersemar. Mereka terdiri dari 500 mahasiswa reguler dan 93 non-reguler. Namun, jumlah tersebut menurun pada tahun akademik 2004/2005 menjadi 420 penerima, termasuk mahasiswa reguler dan BMU. Saat itu, setiap mahasiswa mendapatkan bantuan sebesar Rp70.000 per bulan. Dana ini dimanfaatkan oleh para penerima beasiswa untuk membayar administrasi kuliah, membeli buku, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain meringankan beban finansial, beasiswa ini juga mendorong mahasiswa untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademiknya.

Logo Yayasan Supersemar (Sumber: https://febi.uinsalatiga.ac.id/mbs/yayasan-supersemar/)

Penyaluran dana Beasiswa Supersemar secara rutin dilakukan setiap enam bulan atau per semester melalui rekening rektorat IPB. Namun, proses ini tidak selalu berjalan baik. Salah satu kendala yang kerap muncul adalah keberadaan mahasiswa penerima beasiswa yang tidak selalu berada di fakultas masing-masing. Beberapa di antaranya sedang menjalani kegiatan seperti Penyuluhan Lapangan (PL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau tugas akademik lainnya. Akibatnya, dana beasiswa tidak dapat langsung diterima dan harus menunggu hingga mahasiswa tersebut kembali menyelesaikan tugasnya.

Selama hampir empat dekade hingga tahun 2014, beasiswa ini menjadi wujud nyata komitmen dalam memperluas akses pendidikan tinggi, khususnya bagi mahasiswa berprestasi yang mengalami kesulitan ekonomi. Beasiswa ini menjadi sumber semangat bagi mahasiswa untuk terus meningkatkan kualitas diri. Dukungan yang konsisten dari Yayasan Supersemar telah membantu ribuan mahasiswa IPB menyelesaikan studi mereka dan berkontribusi nyata bagi masyarakat sehingga pemerataan terhadap akses pendidikan di Indonesia tidak lagi sebatas wacana. 

Daftar Pustaka:

Manuwoto S, dkk. 2020. Sejarah Kemahasiswaan IPB 1963–2018. Bogor: IPB Press.

Nasution, AH. 2011. Daun-daun Berserakan Percikan Pemikiran Mengenai Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan. Bogor: IPB Press. 

Tim Majalah GEMARI Jakarta. 30 Tahun Pengabdian Yayasan Supersemar Dalam Kepedulian Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: Penerbit Yayasan Supersemar. 2004.