Peresmian Gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan RS Hewan Pendidikan di Kampus IPB Darmaga
Peresmian Gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan RS Hewan Pendidikan di Kampus IPB Darmaga
Peresmian gedung-gedung baru menjadi tonggak penting bagi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam meningkatkan mutu pendidikan. Gedung-gedung yang diresmikan meliputi Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Pembangunan ketiga gedung tersebut didukung oleh Loan OECF Tahap II. Sebagai kelanjutan dari Loan OECF No. IP-350 tahap I, pada tahun 1994, IPB mengajukan permohonan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan OECF untuk memulai pembangunan tahap II di Kampus IPB Darmaga. Pada 19 Mei 1994, Rektor IPB bersama pimpinan Ditjen Dikti dan Tim OECF menandatangani Minutes of Discussion (MoD) terkait proyek pembangunan ini. Perjanjian pinjaman baru tersebut disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan Jepang pada 29 November 1994, dengan nilai Loan No. IP 433 sebesar 7,716 miliar ¥ (Yen). Selain itu, Pemerintah Indonesia memberikan dana pendamping sebesar 15% dari total biaya, sehingga total anggaran mencapai 9,078 miliar ¥.
Kegiatan Loan OECF No. IP-433 tahap II dimulai pada 1994 dengan penunjukan Pacific Consultant International (PCI) sebagai Engineering Services dan PT Kogas Driyap Consultant sebagai Project Management Services. Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian dibagi menjadi dua paket pekerjaan, yakni Paket A1 (Wing 1-11) dan Paket A2 (Wing 12-22). Namun saat pembangunan berlangsung, terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan penurunan nilai tukar rupiah secara drastis. Akibatnya harga material bangunan, terutama yang berasal dari impor, melonjak dan hampir membuat proyek terhenti.. Untuk mengatasi situasi ini, Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Soleh Solahuddin, membentuk Tim Penyesuaian Harga yang dipimpin oleh Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer. Tim ini bertugas menyusun formula penyesuaian harga satuan pekerjaan untuk diajukan ke Bappenas. Kegiatan pembangunan akhirnya dapat dilanjutkan kembali setelah Bappenas menerbitkan Form 2 Bappenas yang menyetujui penyesuaian harga tersebut.
Untuk membantu pimpinan IPB dalam menangani proyek OECF Loan No. IP-433, Rektor IPB juga membentuk beberapa tim khusus. Tim-tim tersebut meliputi Tim Penasihat, Tim Pengarah, dan Tim Pembinaan Kerja Sama IPB-OECF. Pada tahap selanjutnya, tim tersebut mengalami perubahan menjadi Tim Penasehat, Tim Pengarah, dan Tim Pelaksana. Pembentukan tim ini awalnya tercantum dalam Keputusan Rektor IPB Nomor 03/C/1994 pada tanggal 24 Oktober 1994. Keputusan tersebut kemudian direvisi dengan Keputusan Rektor IPB Nomor 049/C/1995 pada tanggal 29 Mei 1995.
Tim pengarah dipimpin oleh Prof. Dr. Kamaruddin Abdullah yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aspek proyek berjalan dengan baik. Sementara Prof. Dr. Naik Sinukaban menjabat sebagai sekretaris. Tim ini memiliki tanggung jawab langsung kepada Rektor IPB dalam melaporkan kemajuan proyek. Tugas utama tim pengarah adalah memberikan pandangan menyeluruh mengenai pengembangan dan pembangunan IPB. Mereka juga bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan proyek bersama dengan Tim Pembinaan Kerja Sama. Selain itu, tim pengarah berupaya menjaga kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mutu bangunan yang dihasilkan.
Selain tim pengarah, terdapat juga tim pelaksana. Setiap anggota tim pengarah memiliki tanggung jawab kepada Pemimpin Proyek (Pempro) Pengembangan dan Peningkatan Perguruan Tinggi (P3T) dan Peningkatan Perguruan Tinggi (P2T) IPB, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Surjono Surjokusumo dan dibantu oleh Sekretaris Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi. Jabatan sekretaris kemudian dialihkan kepada Dr. Ir. Joyo Winoto berdasarkan keputusan Rektor IPB Nomor 112/C/1995 yang dikeluarkan pada 29 September 1995. Tim pelaksana memiliki beberapa tugas penting, antara lain melakukan konsultasi dengan OECF dan instansi terkait serta mengoordinasikan pembangunan gedung Faperta, FKH, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan. Mereka juga bertanggung jawab untuk menyusun program penempatan fellowship, jadwal pelaksanaan tenaga ahli, serta mempersiapkan pengadaan perabot dan peralatan yang diperlukan untuk proyek multi tahun. Selain itu, tim pelaksana akan bekerja sama dengan Consulting Services dan Pempro P3T/P2T IPB untuk menyelesaikan masalah jika terjadi ketidaklancaran atau penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pada tanggal 31 Agustus 1997, dilaksanakan pemancangan tiang pertama untuk pembangunan Gedung Fakultas Pertanian, FKH, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan di IPB. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan IPB, di antaranya Soleh Solahuddin selaku Rektor IPB (1995–1998), A.M. Satari, Sajogyo, Sitanala Arsyad, dan Ahmad Ansori Mattjik. Mereka turut menyaksikan dimulainya proyek pembangunan ini yang bertujuan memperkuat sarana pendidikan di IPB. Selain itu, hadir pula Nana Sugana selaku Kepala Biro Administrasi Umum, serta tokoh-tokoh lainnya seperti Supiandi Sabiham, Hidayat Syarief, Syafrida Manuwoto, dan Hidayat Norman R. Azwar. Tokoh lain yang berpartisipasi dalam acara tersebut termasuk Andi Pillang, Suwarno, dan A. Hidir. Hadirnya perwakilan dari pemborong FKH juga menandai kolaborasi penting dalam proyek ini. Kehadiran mereka menandakan pentingnya proyek ini dalam memperkuat sarana dan prasarana pendidikan di IPB yang diharapkan dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan dan layanan institusi.
Peresmian Gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2000. Kegiatan ini bertempat di Kampus IPB Darmaga dan dihadiri oleh Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid. Selain itu, turut hadir Prof. Dr. Ir. Aman Wirakartakusumah, M.Sc., Rektor IPB periode 1998–2002, dan Nana Nuriana, Gubernur Jawa Barat periode 1993–2003. Pada acara tersebut, Abdurrahman Wahid secara simbolis menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian ketiga gedung tersebut. Dengan telah ditandatanginya batu prasasti oleh Presiden Abdurrahman Wahid, secara resmi Gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan dinyatakan siap digunakan. Peresmian ini menjadi penanda penting dalam perkembangan sarana pendidikan di IPB. Kehadiran fasilitas baru ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, serta pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ketiga gedung tersebut diharapkan dapat berperan dalam melahirkan tenaga ahli yang kompeten di bidang pertanian dan kedokteran hewan.
Daftar Pustaka:
Nugroho N, dkk. 2017. Sejarah Perjalanan Institut Pertanian Bogor sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian 1963–2017 : Buku II Pembangunan Gedung-Gedung IPB. Bogor: IPB Press.
Mansjoer I, dkk. 2017. Sejarah Perjalanan Institut Pertanian Bogor Sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian 1963—2017 : Buku III Sejarah Kerjasama IPB-Luar Negeri. Bogor: IPB Press.